Jadi pada waktu itu aku duduk di
sana, sendirian di rumah, pada Jumat malam. Bagaimana dia bisa melakukan ini
padaku? Orang Aku mencintainya sedangkan ia meninggalkan ku sendirian disini
dan dia pergi ke Australia untuk menikmati musim dingin. Hal buruk yang pernah
dia lakukan, bahkan ketika dia pergi dia tak memberikan kabar pada ku saya
dapat kabar kepergiannya dari ibu nya secara kebetulan.
Hubungan kami mulai hari pertama
TK, ketika kita sedang bermain bersama. Kami menjadi teman terbaik dan
diam-diam kamu naksir satu sama lain, tapi kami tidak pernah mengatakan kepada
satu sama lain bahwa kita saling menyukai, sehingga bertahun-tahun berlalu.
Dari kelas satu, kelas dua, kelas tiga, bertahun-tahun kita bersama-sama, dan
kami tidak pernah berpisah. Kami selalu bersama, selalu teman terbaik. Dia
tidak tinggal jauh dari saya, dan saya membutuhkan tumpangan setiap sekali dan
beberapa saat untuk pergi mengunjunginya, oh men akankah saya mendapatkan cerita dari dia di mobil. Dia
akan memberitahu saya bagaimana anaknya akan pulang dan bertanya apakah itu
baik-baik saja jika seorang gadis adalah sahabatnya, dan gadis itu adalah aku,
ia kemudian memutuskan bahwa kami akan menikah. Anak laki-laki, aku suka ide
itu. Tapi kau tahu, orang-orang akan tumbuh dan begitu juga dia. Dia akan
mengganggu saya seperti orang gila, mengejekku, membuatku gila, dan entah
bagaimana, aku tidak bisa menahan diri, tapi jatuh cinta dengan anak gila. Itu
tidak lama sampai kita berada di SMP, bergerak dari kelas ke kelas, tumbuh
dewasa. Dia punya pacar, dia pintar, dan cantik. Aku cemburu, tapi senang
untuknya, maksudku, setidaknya aku pura-pura itu, betapa bahagianya jika
seorang gadis berkencan dengan pria yang dicintainya. Saya mencoba untuk
mendapatkan lebih dari itu, mencoba untuk mengabaikannya, ia bahkan
memperkenalkan saya kepada anak laki-laki yang berbeda, namun tidak ada orang
lain yang pernah tertangkap mata saya tapi dia.
Dia tahu saya seperti buku yang
pernah ia baca sebanyak satu juta kali, mengenal saya dari dalam dan luar. Tiga
tahun berlalu dan kelas delapan, saya pikir apa sih waktu aku membiarkan dia
tahu aku suka dia, biarkan dia tahu bagaimana perasaanku. Tentu saja di sekolah
menengah, kami melakukannya melalui teman-teman. Dia panik, ia akan berkata,
kita harus baik kepada teman yang pernah membahagiakan kita. Saya tidak akan
mendapatkan itu, jika teman-teman tidak akan membantu hubungan kami, tampaknya
dia tidak pernah mendapat itu. Kami lulus dan ia menulis saya sedikit catatan
manis untuk ku dan mengatakan betapa dia akan merindukanku ketika duduk di
bangku SMU. Pada setelah pesta kelulusan kita menari bersama-sama dan memeluk satu juta
kali. Lalu ia pergi. Dia meninggalkanku untuk melanjutkan ke SMA di luar negeri,
sehingga ia bisa bermain hoki dan tumbuh. Lain kali aku melihatnya, dia sudah
tumbuh dewasa, suaranya telah berubah.Dia bukan anak yang aku kenal ketika kami
masih duduk di bangku SD.
Aku masih mencintai anak kecil
itu dan sekarang dia sudah dewasa, dan bertindak dewasa, tidak ada yang salah
dengan dunia. Kecuali, intinya saya tidak pernah melihatnya, dan ia pindah ke
hal-hal yang lebih besar dan lebih baik. Dia tidak ingin ada hubungannya dengan
sekolah swasta kecil saya lagi, dia tidak ingin ada hubungannya dengan saya.
Entah bagaimana, aku bisa melihat masa lalu semua hal dan mencintainya. Saya
akan mengirimkan surat dan tidak pernah menjawab dan merasa bahwa itu tak
penting, tapi hati ku diam-diam masih mencintainya. Dia berarti bagi saya dan
ia tidak pernah benar-benar tahu bahwa saya seperti itu. Tahun pertama berlalu
dengan cepat dengan sedikit bicara saya dengan dia, dan sedikit aku melihatnya.
Lalu ada musim panas, aku benar-benar terkejut kami mengirim sms tak
henti-henti selama dua minggu berbicara tentang apa saja dan segala sesuatu,
kecuali satu detail kecil.
Dia meninggalkan Indonesia. Dia akan pindah ke Austria
untuk bermain hoki, dan keluarganya tinggal disitu. Ketika saya tahu tentang
ini, aku punya diskusi panjang dengan ibunya di dalam mobil, dan saya terkejut
dia tidak bilang dirinya sendiri. Itu memukul saya keras, seperti sekelompok
batu bata, dan tidak ada lagi yang saya inginkan daripada menghabiskan setiap
momen dengan dia, memeluknya, menatap senyuman manis dan manjanya, sehingga
saya bisa selalu memiliki sesuatu untuk mengingat dia. Saat aku bilang aku
tahu, itu aneh, sejak saat itu kami belum bicara. Setelah lima minggu berlalu,
dan aku merindukannya sampai mati. Hidupku tidak lengkap kecuali berada di
dekatnya, kecuali ada beberapa kemungkinan saya akan bertemu dengannya, melihat
dia, berbicara dengannya.
Semua itu diambil begitu cepat, aku bahkan tidak bisa
mengucapkan selamat tinggal. Saya selalu ingin dia dalam hidup saya, saya
selalu ingin berada di sini untuk dia, tapi dia tidak ingin saya ada di
dekatnya dan saya tidak mengerti itu.
Semua yang harus saya lakukan, semua yang bisa saya lakukan adalah berharap dan
berdoa bahwa dia akan berbicara kepada saya, hanya untuk sesaat sehingga saya
bisa mengucapkan selamat tinggal untuk dirinya dan berharap kami bisa bertemu
kembali ketiak aku telah Menjadi Seorang Menteri Luar Negeri untuk Indonesia.
Dan hati ku mengharapkan nya untuk menjadi seorang istri yang akan menemaniku
hingga waktu memisahkan kami untuk selamanya.
0 comments:
Post a Comment