2015/05/03

Bila Harus Terluka

Bila harus terluka. Aku ingin kau yang melukainya. Sebab aku ingin. Segala tentang cinta dan luka. Kau menjadi alasan keduanya. Aku hanya takut. Ketika aku sudah berani kembali mencintai. Hatiku dipatahkan lagi. Biarkan aku tetap mempuisikanmu. Meski segala luka kutahan sendiri saja. Semua tentangmu indah dalam sajakku. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Saat segala harapku tak sampai pada tujuannya. Aku mengikatmu dalam nadi. Menyakitimu? Sama dengan bunuh diri. Aku ingin menjadi sesuatu yang kau cari ketika pagi memulai hari.


Beginilah kita, masih saling teringat tentang sesuatu, yang semestinya sudah terlupakan.
Setiap langkah yang kita ukir bersama sesekali mulai kita ungkit-ungkit ke permukaan melalui candaan kecil via line. Aku hampir saja mampu melupakan dirimu seutuhnya, tetapi malapetaka menghampiriku kau hadir kembali dalam nama dan suasana yang berbeda. Sore itu handphone ku bergetar nada nya jelas dari line, tak aku hiraukan seperti biasa get rich maniak yang mengirimkan clover entah sampai kapan ngirim clover gak cape gituh? Sesekali kirim lah undangan nikah. Aku asyik nonton Naruto ku abaikan handphone sesekali. 30 menit kemudia hasrat ingin tau muncul ku buka pesan itu bertuliskan “ Hai apa kabar? Udah lama yah kita ga chat lagi”. Faakkkkk. Disaat-saat kapal udah mulai pergi penumpang terakhir nan cantik baru saja datang terus berlari? Salahkah jika aku tinggalkan? Salahkah aku jika aku biarkan itu berlangsung lagi? Haruskah aku mengorbankan segala perasaan ku untuk dipatahkan lagi?

Saat aku jatuh hati. Aku lupa. Jika sebelum ini. Aku pernah dilukai. Dan mencintaimu; aku tahu diri. Pada setiap perjalanan, memang harus ada yang dipatahkan, atau terpahtakan. Entah oleh kesia-siaan, atau dengan biasnya harapan.

Dulu nya segala harapan itu aku titipkan padamu dan kau berjanji akan membungkusnya dengan hiasan indah diatas kotak penutup harapan itu. Hiasan itu yang bukan adalah kebersamaan kita yang selalu berusaha agar saling mencintai dan menyayangi. Apa mungkin aku bodoh terlalu menyimpan harapan sedemikian besar pada orang yang salah. Ehh, bukan yang salah lebih tepatnya pada orang yang belum sanggup. Dirimu tertahan di antara tembok-tembok tinggi yang di bangun oleh bata merah. Bata itu berwarna merah itu aku sendiri yang mewarnainya dengan luka pada hatiku. Tinggi yah? Itu aku bangun agar kau tak mampu melewatinya jika saja yang kau bawa untuk melewatinya adalah sekardus kesedihan dan harapan kosong.

Jangan salahkan hujan yang selalu mendatangkan kenangan basah, salahkan saja sudut hatimu yang masih merindukan masa yang sudah.

Buka pintu rumah mu lebar-lebar, lihat lah disekeliling mu apakah rumput mampu berteriak ketika kambing hendak memakannya? Aku berkesan yah dihati kamu? Hingga detik ini kau masih saja mengejar ku. Jika saja berkesan mengapa segala kesan indah itu kau delete? Mungkin aku bagaikan virus Trojan yang mampu menginfeksi seluruh bagian komputer dari Motherboard hingga Keyboard. Kau membersihkan ku dari hatimu dengan antivirus Smadav ketahuilah antivirus sekelas Kaspersky pun kadang sulit. Satu hal yang harus kau lakukan jika memang kau ingin menghapus kesan indah itu dari hatimu yaitu kau harus terlahir kembali menjadi bayi mungin nan imut.




0 comments:

Post a Comment

 
Penyu Pandora Blogger Template by Ipietoon Blogger Template